MAKALAH
KERJASAMA ORANG TUA DAN SEKOLAH
DALAM
PEMBINAAN ANAK
Disusun Guna Memenuhi Salah Satu
Tugas Mata Kuliah
“Psikologi
Pendidikan”
Dosen Pengampu :
Nurdiana Sari, M. Pd. I
Oleh :
1.
Baiti
Nurrohmah
2.
Bety Suzanah
3.
Eti
Sulistiowarni
( SEMESTER VII A )
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH BUSTANUL ULUM
LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2017
KATA
PENGANTAR
Bismillah Hirrahman nirrahim
Puji
syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga saya dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Kerjasama Orang Tua dan Sekolah Dalam Pembinaan Anak”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Psikologi Pendidikan. Shalawat teriring salam semoga seniasa tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, keluarga serta para sahabatnya. Dalam makalah ini
membahas tentang pengertiaan
kerjasama, peran, tugas orangtua dan guru dalam pembinaan anak, serta
bentuk-bentuk kerjasamanya antara orangtua dan guru dalam pembinaan anak. Akhirnya saya sampaikan
terimakasih atas perhatiannya terhadap
makalah ini.
Semoga makalah
ini, dapat bermanfaat dan menjadi
sumber pengetahuan bagi pembaca. Dan apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat
kekurangan kiranya pembaca
dapat memakluminya. Akhir kata
dengan kerendahan hati, kritik dan saran sangat kami harapkan
demi penyempurnaan makalah ini. Sekian
dan terimakasih.
Jayasakti, 15 Oktober 2017
Penyusun
................................................
DAFTAR ISI
COVER
MAKALAH............................................................................................... i
KATA
PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR
ISI............................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................... 1
- Latar
Belakang............................................................................................... 1
- Rumusan Pembahasan................................................................................... 1
- Tujuan
Pembahasan....................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................................... 2
A.
Kerjasama Orang Tua Dengan Guru Dalam Pembinaan
Anak .................... 2
1.
Pengertian
Kerjasama............................................................................. 2
2.
Orang Tua............................................................................................... 2
3.
Guru........................................................................................................
3
4. Kerjasama Orang
Tua dengan Guru...................................................... 4
B. Peranan, Fungsi Orangtua dan Guru
dalam Pembinaan Anak....................
5
C. Bentuk Kerjasama antara
Orangtua dan Guru dalam Pembinaan Anak.. .
6
BAB III
KESIMPULAN......................................................................................... 8
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu
unsur penting dalam membangun martabat bangsa dan negara. Sehingga mewajibkan
kepada setiap warga negara memperoleh pengajaran, yang bertujuan menciptakan
sumber daya manusia berkualitas dan bermoral. Sebagaimana yang kita ketahui,
keluarga merupakan pendidikan informal yang paling utama bagi seorang anak
dalam proses pembinaan. Selain itu juga anak akan melalui jalur pendidikan
formal yaitu sekolah. Sekolah memegang peranan penting dalam proses pembinaan
anak, walaupun sekolah hanya merupakan salah satu lembaga yang bertanggung
jawab atas pendidikan anak. Namun anak akan mengalami perubahan tingkah laku
sosialnya setelah ia masuk ke sekolah.
Mengingat akhir-akhir ini sering
terjadi permasalahan, terutama mengenai hubungan kerja sama antara pihak
sekolah dan orang tua siswa yang menganggap bahwa sekolah kurang memadahi dalam
mendidik anak-anak mereka. Mereka selalu menyerahkan masalah pendidikan anak
mereka sepenuhnya kepada pihak sekolah, karena sekolah merupakan lingkungan pendidikan
yang kedua setelah keluarga. Sehingga kita tidak bisa menyalahkan salah satu
pihak begitu saja, kalau anak kita memiliki perilaku yang kurang baik.
Dengan demikian,
sangat penting perlunya pemahaman dan perhatian lebih dalam menjalin hubungan kerjasama baik peranan, tanggung jawab pendidikan antara orang tua dan sekolah dalam pembinaan anak. Hubungan
tersebut harus saling berkaitan dan menunjang demi terwujudnya tujuan
pendidikan Islam dan tujuan pendidikan Indonesia yakni “membangun aqidah yang
luhur dan mencerdaskan kehidupan bangsa”
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah
yang di maksud dengan kerjasama orang tua dan guru ?
2.
Bagaimana
peran dan tugas orang tua dan guru dalam pembinaan anak ?
3.
Apa
saja bentuk kerjasama orang tua dan guru dalam pembinaan anak ?
C.
Tujuan Pembahasan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengertiaan kerjasama,
peran, tugas orangtua dan guru dalam pembinaan anak, serta bentuk-bentuk
kerjasamanya antara orangtua dan guru dalam pembinaan anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kerjasama Orang
Tua dengan Guru dalam Pembinaan Anak
1. Pengertian Kerjasama
Kerjasama
adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai
tujuan bersama. Kerjasama merupakan interaksi yang paling penting karena pada
hakikatnya manusia tidaklah bisa hidup sendiri tanpa orang lain sehingga ia
senantiasa membutuhkan orang lain. kerjasama dapat berlangsung manakala
individu-individu yang bersangkutan memiliki kepentingan yang sama dan memiliki
kesadaran untuk bekerjasama gurna mencapai kepentingan mereka.[1]
Kerjasama orang tua dengan guru adalah suatu
usaha atau kegiatan bersama antara orang tua dengan guru dalam mencapai tujuan
bersama yaitu meningkatkan dan mengembangkan akademik siswa sehingga akan
berakibat pada pendidikan dan perkembangan peserta didik. Menurut Slamet PH,
kerjasama merupakan suatu usaha atau kegiatan bersama yang dilakukan oleh kedua
belah pihak dalam rangka untuk mencapai tujuan bersama. Guna meningkatkan dan
mengembangkan akademik siswa sehingga akan berakibat pada pendidikan dan
perkembangan anak. Kerjasama tersebut lebih dari sekedar pertemuan
orangtua-guru dalam pembagian laporan tahunan, namun mengikutsertakan orangtua
dalam berbagai peran sepanjang waktu.[2]
2. Orang Tua
Orang tua
adalah guru pertama bagi anak-anaknya. Apabila anak telah masuk sekolah, orang
tua adalah mitra kerja yang utama bagi guru anaknya. Bahkan sebagai orang tua,
mereka mempunyai berbagai peran pilihan yaitu: orang tua sebagai pengajar,
orang tua sebagai relawan, orang tua sebagai pembuat keputusan, orang tua
sebagai anggota tim kerjasama guru-orang tua.
Dalam peranan
tersebut orang tua membantu meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan anak-anak
mereka. Orang tua tidak hanya sekedar memberikan kasih sayang, fasilitas yang
cukup serta memberikan nafkah akan tetapi orang tua juga sebagai guru untuk
anak anaknya, karena pendidikan yang diterima oleh anak dari lahir hingga
dewasa pada awalnya adalah dari orang tua itu sendiri.
Menurut Ahmad Tafsir, orang tua adalah pendidik
utama dan pertama dalam hal menanamkan keimanan bagi anaknya. Pernyataan
tersebut, sesuai dengan teori John Locke bahwa anak laksana kertas putih bersih
yang diatasnya dapat ditulis apa saja menurut keinginan orang tua dan para
pendidik, atau laksana lilin lembut yang dapat dibentuk menjadi apa saja
menurut keinginan pembentuknya. Untuk membentuk anak-anak yang baik, dan cakap
dalam kehidupannya, tangan-tangan orang tualah yang dapat menentukannya. Jika
orang tua membentuk anak dengan kebaikan maka akan baik anak tersebut, dan jika
orang tua membentuk anak dengan keburukan, maka anak pun akan tumbuh dengan
sikap yang tidak baik.[3]
Hal ini terbukti dengan banyaknya hadits yang
memerintahkan kepada orang tua untuk memikul tanggung jawabnya, memberi
peringatan dan pembinaan. Diantara ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits yang
mengisyaratkan tanggung jawab tersebut yaitu terdapat pada surat Thaha ayat
132, yang berbunyi:
وَ أْ
مُرْاَهْلَكَ بِا الصَّلو ةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا .......
Artinya: “Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan
shalat dan sabar dalam mengerjakannya ….” Dan Nabi Muhammad SAW, juga bersabda :
عَلِّمُوْ اْأَوْ لاَ دَكٌمْ وَأَهْلِيْكُمُ الْخَيْرَ
وَأَدِّ بُوْ هُمْ .
Artinya:“Ajarkanlah
kebaikan kepada anak-anak kamu dan keluargamu dan didiklah mereka.”(H.R.
Abdul-Razak dan Syaid bin Mansyur). Dan juga hadits yang
berbunyi :
أَ دِّ بُوْ ا اَوْلاَدَكُمْ عَلَي ثَلاَثِ حِصَالٍ :
حُبُّ نَبِيُّكُمْ وَ حُبُّ الِ بَيْتِهِ وَ تِلاَوَةُ الْقُرْآنِ.
Artinya: “Didiklah anak-anakmu dalam tiga hal; mencintai nabimu, mencintai ahli
baitnya, dan membaca Al-Qur’an.
3.
Guru
a. Pengertian Guru
Dalam paradigma
Jawa, pendidik diidentikan dengan (gu dan ru) yang berarti “digugu
dan ditiru”. Dikatakan digugu (dipercaya) karena guru mempunyai
seperangkat ilmu yang memadai, yang karenanya ia memiliki wawasan dan pandangan
yang luas dalam melihat kehidupan ini. Dikatakan ditiru (diikuti) karena guru
mempunyai kepribadian yang utuh, yang karenanya segala tindak tanduknya patut
dijadikan panutan dan suri tauladan oleh peserta didiknya.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peseta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru adalah orang yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.
4. Kerjasama Orang Tua dengan Guru
Ada alasan yang kuat mengapa para guru selalu
menginginkan para orang tua melibatkan diri dalam pendidikan anak mereka.
Menurut Greenberg, percaya bahwa keterlibatan orang tua di sekolah akan
meringankan guru dalam membina kepercayaan diri anak, mengurangi masalah
disiplin murid dan meningkatkan motivasi anak. Para guru yang menganggap orang
tua sebagai pasangan atau rekan kerja yang penting dalam pendidikan
anak, akan makin menghargai dan makin terbuka terhadap kesediaan kerjasama
orang tua.
a. Tujuan Hubungan
sekolah dengan Orang Tua
Hubungan
kerjasama antara sekolah dan orang tua peserta didik antara lain bertujuan
sebagai berikut:
1)
Saling membantu dan saling isi mengisi
2) Bantuan
keuangan dan barang-barang
3)
Untuk mencegah perbuatan-perbuatan yang kurang
baik
4)
Bersama-sama membuat rencana yang baik untuk
sang anak
b. Cara menjalin
Hubungan Sekolah dengan Orang Tua
Untuk menjalin hubungan sekolah dengan orang
tua siswa dapat dilakukan melalui dewan sekolah, pertemuan penyerahan buku
laporan pendidikan, dan ceramah ilmiah. Sedangkan hubungan sekolah dengan orang
tua siswa dapat dilakukan dalam berbagai kehidupan, seperti proses
belajar-mengajar, pengembangan bakat, pendidikan mental, dan kebudayaan.
Menurut Mansur ada beberapa kerjasama bisa
dilakukan untuk menjamin hubungan sekolah dengan masyarakat tumbuh dengan baik
di antaranya melibatkan orang tua dalam perencanaan dan pelaksanaan program
sekolah dengan cara:
1)
Mengadakan open house
2)
Mengundang tokoh masyarakat untuk menjadi
pembicara atau pembina.
B. Peranan, Fungsi
Orangtua dan Guru dalam Pembinaan Anak
Pada umunya pendidikan dan pembinaan dalam rumah tangga itu bukan
berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan
mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan
kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Suatu pembinaan dalam mendidikan
itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara
timbal balik antara orang tua dan anak.[5]
Selain
berperan penting dalam pendidikan, orang tua juga memiliki tanggung jawab yang
tak kalah pentingnya dari peran-peran mereka dalam mendidik dan membina anak
mereka.
Adapun peranan dan fungsi
orang tua dalam pembinaan anak yakni:
1.
Memelihara, melindungi, membesarkan
dan merawat fisik anak, agar anak tumbuh kembang dengan sehat.
2.
Menggali dan mengembangkan potensi pada diri anak
sehingga perkembangannya secara optimal.
3.
Tugas orang tua bukan melarang atau memerintah,
akan tetapi lebih mengarahkan agar mereka tetap berada pada jalur yang
sebenarnya
4.
mengarahkan, membimbing dan membantu dalam
pembinaan dan pengembangan sesuai potensi yang dimiliki
5.
Memelihara dan memberi bekal ilmu pengetahuan
agama, akhlak, jasmani dan sosial
Adapun peran dan fungsi guru berpengaruh
terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah. Di antara peran dan fungsi guru
yang dirumuskan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional:
|
PERANAN DAN
FUNGSI GURU
|
|
|
I.
Mendidik, mengajar,membimbing dan melatih
|
|
|
a. Sebagai Pendidik
|
- Mengembangkan potensi/kemampuan
dasar peserta didik.
- Mengembangkan kepribadian peserta
didik.
- Memberikan keteladanan.
- Menciptakan suasana pendidikan
yang kondusif.
|
|
b.
Sebagai Pengajar
|
- Merencanakan pembelajaran
- Melaksanakan pembelajaran yang
mendidik
- Menilai proses dan hasil
pembelajaran
|
|
c.
Sebagai Pembimbing
|
- Mendorong berkembangan perilaku
positif dalam pembelajaran
- Membimbing peserta didik
memecahkan masalah dalam pembelajaran.
|
|
d.
Sebagai Pelatih
|
- Melatih keterampilan-keterampilan
yang diperlukan dalam pembelajaran
-
Membiasakan
peserta didik berperilaku positif dalam pembelajaran
|
|
2.
Membantu pengelolaan dan pengembangan program sekolah
|
|
|
e. Sebagai pengembangan program
|
-
Membantu
mengembangkan program pendidikan sekolah dan hubungan kerjasama antar sekolah
dan masyarakat
|
|
f. Sebagai pengelola program
|
-
Membantu
secara aktif dalam menjalin hubungan dan kerjasama antar sekolah dan
masyarakat
|
|
3.
Mengembang kan keprofesionalan
|
|
|
g. Sebagai tenaga profesional
|
- Melakukan upaya-upaya untuk
meningkatkan kemampuan profesional
|
C. Bentuk
Kerjasama antara Orangtua dan Guru dalam Pembinaan Anak
Menurut Hasbullah, ada beberapa contoh
kerjasama yang dilakukan orang tua dengan sekolah:
1.
Adanya kunjungan ke rumah anak didik.
Pelaksanaan kunjungan kerumah anak didik berdampak positif
diantaranya : Kunjungan melahirkan perasaan pada anak didik bahwa sekolahnya
selalu memperhatikan dan mengawasinya. Kunjungan tersebut memberi kesempatan
kepada guru melihat sendiri dan mengobservasi langsung cara anak didik belajar,
latar belakang hidupnya, dan tentang masalah-masalah yang dihadapinya dalam
keluarga. Guru berkesempatan untuk memberikan penerangan kepada orangtua anak
didik tentang pendidikan yang baik, cara-cara menghadapi masalah yang sedang
dialami anaknya. Hubungan antara orangtua dengan guru akan bertambah erat.
Kunjungan dapat memberikan motivasi kepada orangtua anak didik untuk lebih
terbuka dan dapat bekerjasama dalam upaya memajukan pendidikan anaknya.
2.
Diundangnya Orang tua ke sekolah
Kalau ada berbagai kegiatan yang
diselenggarakan oleh sekolah yang memungkinkan untuk dihadiri oleh orangtua
maka akan positif sekali bila orangtua diundang untuk datang kesekolah.
3.
Mengadakan surat-menyurat antara sekolah dan
keluarga
Surat menyurat diperlukan terutama
pada waktu-waktu yang sangat diperlukan pada perbaikan pendidikan anak didik,
seperti surat peringatan dari guru kepada orangtua jika anaknya perlu lebih
giat, sering membolos, sering berbuat keributan dan sebagainya.
4.
Case Conference (rapat atau conference tentang kasus kasus)
Case Conference merupakan rapat atau
conference tentang kasus. Conference biasanya dipimpin oleh orang yang paling
mengetahui persoalan bimbingan konseling khususnya tentang kasus yang dimaksud
tujuannya agar mencari jalan yang paling tepat agar masalah anak didik dapat
diatasi dengan baik.
5.
Adanya daftar nilai atau raport.[6]
Raport
yang biasanya di berikan setiap catur wulan kepada para murid dapat dipakai
sebagai penghubung antara sekolah dengan orangtua. Sekolah dapat memberi surat
peringatan atau meminta bantuan orangtua bila hasil raport anaknya kurang baik
atau sebaliknya jika anaknya mempunyai keistimewaan dalam suatu mata pelajaran,
agar dapat lebih giat mengembangkan bakatnya atau minimal mampu mempertahankan
apa yang sudah dapat diraihnya.
Cara membangun hubungan yang positif antara
orang tua dengan guru:[7]
a.
Menumbuhkan sikap saling percaya diantara
mereka.
b.
Mengutarakan tujuan bersama tentang minat
paling baik dari seorang anak
c. Menciptakan
sarana untuk melanjutkan komunikasi secara terbuka
d.
Menjelaskan sebuah sikap kerjasama dalam
pemecahan masalah ketimbang saling menyalahkan. Untuk melakukan hal ini,
memerlukan waktu lebih banyak. Akan tetapi, waktu tersebut bisa dihemat jika
ada usaha-usaha awal yang dilakukan untuk membuat jalur komunikasi yang
terbuka.
BAB
III
KESIMPULAN
Kerjasama adalah suatu usaha bersama antara
orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama
merupakan interaksi yang paling penting karena pada hakikatnya manusia tidaklah
bisa hidup sendiri tanpa orang lain sehingga ia senantiasa membutuhkan orang
lain. Kerjasama orang tua dengan guru adalah suatu usaha atau kegiatan bersama
antara orang tua dengan guru dalam mencapai tujuan bersama yaitu meningkatkan
dan mengembangkan akademik siswa sehingga akan berakibat pada pendidikan dan
perkembangan peserta didik.
Peranan tersebut orang tua membantu
meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan anak-anak mereka. Orang tua tidak
hanya sekedar memberikan kasih sayang, fasilitas yang cukup serta memberikan
nafkah akan tetapi orang tua juga sebagai guru untuk anak anaknya, karena
pendidikan yang diterima oleh anak dari lahir hingga dewasa pada awalnya adalah
dari orang tua itu sendiri. Peran dan fungsi guru berpengaruh terhadap
pelaksanaan pendidikan di sekolah.
Para guru yang
menganggap orang tua sebagai pasangan atau rekan kerja yang penting dalam pendidikan
anak, akan makin menghargai dan makin terbuka terhadap kesediaan kerjasama
orang tua. Adapun bentuk kerjasama antara orang tua dan guru dalan pembinaan
anak antara lain:
1. Adanya kunjungan ke rumah anak didik
2.
Di undangnya orangtua ke sekolah
3.
Case Conference
4.
Badang pembantu sekolah
5.
Mengadakan surat menyurat antara sekolah dan keluarga
6.
Adanya daftar nilai atau raport
DAFTAR
PUSTAKA
Hisbullah.
2012. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo.
http://www.temukan
pengertian.com/2013/09/pengertian-kerja-sama.html
Mansur. 2013. Manajemen Pendidikan dalam
Praktik. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press
NurulArifiyanti. 2015. “Kerjasama Antara
Sekolah dan Orangtua Siswa di Tk Se-Kelurahan Triharjo Sleman” Skripsi.
Universitas Negeri Yogyakarta
Raymond Judith. 2004. Hasrat untuk Belajar.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syarif Hidayat. 2013. “Pengaruh Kerjasama
Orang Tua Dan Guru Terhadap Disiplin Peserta Didik Di Sekolah Menengah Pertama
Negeri Kecamatan Jagakarsa - Jakarta Selatan”. jurnal ilmiah.
Zakiah Daradjat. 2011. dkk. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
[1] Temukan
pengertian, “Pengertian Kerja Sama”, Accessed Mei 06, 2017, http://www.temukan pengertian.com/2013/09/pengertian-kerja-sama.html
[2] Dikutip dari skripsi Nurul Arifiyanti, “Kerjasama Antara Sekolah dan
Orangtua Siswa di Tk Se-Kelurahan Triharjo Sleman” (Skripsi, Universitas Negeri
Yogyakarta, 2015), hlm. 18-19.
[3] Dikutip
dari jurnal Syarif Hidayat,
“Pengaruh Kerjasama Orang Tua Dan Guru Terhadap Disiplin Peserta Didik Di
Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan Jagakarsa - Jakarta Selatan”,
jurnal ilmiah,vol.1,no. 2 (Juli-Agustus 2013), hlm. 94.

No comments:
Post a Comment