Tuesday, September 24, 2019

FUNGSI TES, LANGKAH – LANGKAH DALAM PENYUSUNAN TES DAN KOMPONEN – KOMPONEN TES


REVISI 
FUNGSI TES, LANGKAH – LANGKAH DALAM PENYUSUNAN TES  DAN KOMPONEN – KOMPONEN TES
Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Evaluasi Pembelajaran
Dosen :
Bahrudin Yusuf Zen, M. Pd. I

Oleh :
                                            1.    Bety Suzanah
                                            2.    Sulis Wahyu Ningsih
                                            3.    Eti Sulistio Warni
( SEMESTER VI A )







JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH BUSTANUL ULUM
LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2017

FUNGSI TES, LANGKAH – LANGKAH DALAM PENYUSUNAN TES
DAN KOMPONEN – KOMPONEN TES

I.     PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan ujung tombak dari perkembangan dan peradaban manusia di bumi pertiwi. Pendidikan mampu membawa arah perjalanan kehidupan manusia, mengembangkan segala potensi manusia dan alam yang telah dianugrahkan oleh Allah SWT. Manusia akan membutuhkan bantuan dan bimbingan dari orangtua dan lingkungannya, agar dapat memilih dan menjalankan pendidikan yang sesuai dengan minat dan bakat anak. Pendidikan terlaksana dengan segala perangkat pokok dan pendukungnya antara lain guru, siswa, sarana dan prasarana, administrasi, materi, media, metode dan lain sebagainya. Guru harus memahami tentang materi, metode, media dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan usia siswa. Subjek  evaluasi pendidikan akan mengukur dan menilai kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah disampaikan. Guru dapat mengidentifikasi prosedur dalam melaksanakan pendidikan sedangkan bagi siswa dapat mengetahui kemampuannya yang kemudian siswa dapat meningkatkan belajarnya. Mengukur dan menilai kemampuan siswa merupakan kegiatan penting karena dengan memberikan penilaian yang bersifat tes ataupun non-tes dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Namun dewasa ini guru yang mengemban tugas tersebut belum maksimal dengan berbagai keterbatasan, mulai dari kurangnya pemahaman tentang instrumen, langkah – langkah dan komponen penyusunan soal hingga kesibukan yang menjadikan guru tidak memberika penilaian terhadap siswanya secara periodik. Seorang guru biasa membuat butir – butir soal tetapi tanpa memperhatikan langkah – langkah dan kriteria soal yang baik sehingga soal – soal yang diberikan kepada siswa kurang efektif dan efisien. Hal tersebut terjadi karena guru kurang mempersiapkan tes bagi siswa – siswanya, maka guru tidak mengetahui kemampuan siswa dan tidak dapat mengevaluasi proses belajar dikelas. Tes hanya dilakukan pada ujian tengah semester dan ujian akhir semester saja, itupun dengan pengawas yang apatis terhadap situasi kelas sebagai tempat bagi siswa melaksanakan tes. Siswa tidak terbiasa memproduksi pemahamannya tentang materi tertentu dalam menjawab soal – soal yang diberikan selanjutnya siswa mengalami kesulitan dalam mengalokasikan waktu dengan soal yang harus dijawab dan mengakibatkan banyak soal – soal yang dijawab siswa tanpa memikirkan dan mempertimbangkannya. Bahkan setelah dilaksanakannya tes, guru tidak memberikan suatu evaluasi terhadap hasil tes siswa apakah perlu dilakukan remidial atau pengayaan.
Berdasarkan kenyataan tersebut penulis perlu menyampaikan pemahaman tentang fungsi tes agar terbangun rasa kesadaran terhadap pentingnya tes bagi semua pihak, yang selanjutnya dapat menjadi motivasi pendorong dalam melaksanakan pendidikan terutama dalam hal pelaksanaan tes. Rasa kesadaran tersebut dapat ditunjang dengan adanya suatu pembahasan khusus tentang langkah – langkah penyusunan tes guna mempermudah para guru dalam membuat tes bagi siswanya, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.

  II.     PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN TES
Tes merupakan suatu prosedur dengan pemberian angka yang hasil dan kondisinya relatif sama. Tes berupa butir – butir  soal yang dibuat berdasarkan materi yang sifatnya representatif / mewakili terhadap perilaku yang akan diukur kemudian siswa harus menjawabnya atau dapat berupa tuga yang harus dikerjakan siswa sesuai dengan apa yang telah dipelajarinya. Jawaban siswa tersebut menjadi tujuan bagi terter untuk mengetahui perilaku siswa yang akan diujinya.[1]
S. Hamid Hasan menjelaskan bahwa tes adalah alat untuk pengumpulan data yang berupa butir – butir soal / rangkaian dari pertanyaan – pertanyaan yang harus direspon oleh siswa, kemudian hasil tes tersebut atau jawabab siswa akan menjadi data bagi guru untuk melaksanakan evaluasi pembelajaran dikelas.[2]
Tes merupakan alat untuk mengukur kecakapan, prestasi, minat, motivasi, dan sebagainya dari siswa. Menurut Djemari, tes adalah salah satu cara untuk mengetahui kemampuan peserta didik melalui respon dari stimulus yang diberikan. Stimulus yang diberikan dapat berupa pertanyaan langsung ataupun tidak langsung. [3]
Berdasarkan teori – teori tersebut maka tes merupakan salah satu alat ukur untuk mengetahui kemampuan siswa dengan menilai respon terhadap stimulus yang diberikan, yang dapat berupa pertanyaan – pertanyaan dengan berbagai bentuk sesuai dengan tujuan dan aspek yang hendak dicapai. Tes bukan sebagai kegiatan kebiasaan yang sia – sia ataupun formalitas belaka, sehingga tes perlu dipahami oleh semua guru agar mencapai keberhasilan mengajar dan mencapai tujuan dari pendidikan. Guru dapat melaksanakan tes sesuai dengan tujuan tes,sedangkan untuk menumbuhkan kesadaran dan semangat guru dalam melaksanakan tes, guru harus memahami fungsi dari tes dari berbagai sudut pandang.

B.     FUNGSI TES
Menurut Sudjono secara umum, ada dua macam fungsi tes, yaitu :
1.      Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah di capai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam waktu tertentu.
2.      Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat di ketahui seberapa jauh program pengajaran yang telah di tentukan, telah dapat di capai.[4]

Menurut Purwanto dalam bukunya prinsip – prinsip dan tekhnik evaluasi pengajaran secara lebih rinci fungsi tes dalam pendidikan dan pengajaran dapat di kelompokkan menjadi empat fungsi, yaitu :
1.      Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar dalam jangka waktu tertentu
2.      Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Pengajaran sebagai suatu sistem terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen-kompenen yang di maksud antara lain adalah tujuan, materi atau bahan pengajaran, metode dan kegiatab belajar mengajar, alat dan sumber pengajaran, dan prosdur serta alat evaluasi

3.      Untuk keperluan bimbingan dan konseling (BK)
4.      Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan [5]

Menurut Thoha fungsi tes pendidikan dari kepentingan masing – masing pihak :
1.      Fungsi tes bagi guru, adalah untuk :
a.     Mengetahui kemajuan belajar peserta didik
b.    Mengetahui kedudukan masing – masing peserta didik dalam kelompoknya
c.     Mengetahui kelemahan kelemahan dalam cara belajar mengajar dalam PBM
d.    Memperbaiki proses belajar mengajar
e.     Menentukan kelulusan pesrta didik
2.      Fungsi tes bagi peserta didik, adalah untuk :
a.     Mengetahui kemampuan dan hasil belajar
b.    Memperbaiki cara belajar
c.     Menumbuhkan motivasi dalam belajar
3.      Fungsi tes bagi sekolah, adalah untuk :
a.     Mengukur mutu hasil pendidikan
b.    Mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah
c.     Membuat keputusan kepada peserta didik
d.    Mengadakan perbaikan kurikulum.
4.      Fungsi tes bagi orang tua, adalah untuk :
a.     Mengetahui hasil belajar anaknya
b.    Meningkatkan pengawasan,bimbingan dan bantuan kepada anak dalam belajar
c.     Mengarahkan pemilihan jurusan, atau jenis sekolah lanjutan bagi anaknya.
5.      Fungsi tes bagi masyarakat dan pemakai jasa pendidikan, adalah untuk :
a.     Mengetahui kemajuan sekolah
b.    Ikut mengadakan kritik dan saran perbaikan bagi kurikulum pendidikan
c.     Lebih meningkatkan partisipasi masyarakat dalam usahanya membantu lembaga pendidikan.[6]
Fungsi tes dalam proses belajar mengajar antara lain:
a.       Alat untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan intruksional.
b.      Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar
c.       Dasar menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tua[7]
Tes sebagai alat penilaian hasil belajar berupa pertanyaan – pertanyaan  yang diberikan kepada peserta didik. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa dalam aspek kognitif atau afektif atau psikomotoris.[8]

Tes dibuat berdasarkan kebutuhan siswa dan guru dalam proses belajar, karena tes memiliki fungsi penting sebagai parameter keberhasilan guru dalam mengajar dan hasil tes akan menjadi motivasi guru agar memperbaiki cara mengajar dikelas serta dapat menciptakan situasi belajar dikelas menjadi lebih menarik dan kondusif. Tes pula dapat menjadi parameter dalam mengetahui kesulitan dan mengetahui keberhasilan siswa dalam belajar, hasil tes dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan semangat belajar sehingga dalam menghadapi tes selanjutnya mendapatkan nilai sebaik – baiknya. Oleh sebab itu siswa diharapkan dapat mengikuti tes dengan tertib kemudian hasil tes dapat menjadikan acuan siswa dalam memperdalam bakat dan minatnya untuk menentukan pilihan pendidikan dijenjang yang lebih tinggi.

Menurut Arikunto, fungsi tes adalah :
1.    Fungsi kelas / instruksional
a.    Mengadakan diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa
b.    Mengevaluasi celah antara bakat dengan pencapaian
c.    Menaikan tingkat prestasi
d.   Mengelompokkan siswa dalam kelas pada waktu metode tertentu
e.    Merencanakan kegiatan belajar mengajar untuk siswa secara perseorangan
f.     Menentukan siswa mana yang memerlukan bimbingan khusus
g.    Menentukan tingkat pencapaian untuk setiap anak

2.    Fungsi bimbingan
a.    Menentukan arah pembicaraan dengan orangtua tentang anak mereka
b.    Membantu siswa dalam menentukan pilihan
c.    Membantu siswa mencapai tujuan pendidikan dan jurusan
d.   Memberikan kesempatan kepada pembimbing, guru dan orangtua dalam memahami kesulitan anak
3.    Fungsi administrasi
a.    Memberi petunjuk dalam pengelompokan siswa
b.    Penempatan siswa baru
c.    Membantu siswa memilih kelompok
d.   Menilai kurikulum
e.    Memperluas hubungan masyarakat
f.     Menyediakan informasi untuk badan – badan lain diluar sekolah [9]

Berdasarkan teori – teori diatas maka tes berfungsi sebagai alat untuk mengukur dan menilai hasil belajar siswa. Tes dapat membantu siswa untuk mengetahui kesulitan dalam belajar, mengetahui kemampuan intelektual dan bakatnya sehingga siswa mampu merencanakan sikap yang akan dilakukan dalam menemukan solusi untuk kesulitan belajarnya bersama pembimbing dan orangtua. Tes berfungsi untuk mengembangkan kemampuannya, meningkatkan semangat belajar dan menentukan pilihan untuk melanjutkan sekolahnya sesuai dengan bakat dan pencapaiannya. Bahkan hasil dari tes secara keseluruhan menjadi tolak ukur dari sikap dan tingkahlaku siswa  di lingkungan masyarakat sekitar.

C.    LANGKAH – LANGKAH DALAM PENYUSUNAN TES
Purwanto mengatakan adapun langkah – langkah tes melibatkan kegiatan :
1.      Indentifikasi hasil belajar yang hendak diukur berdasarkan aspek mana yang akan di ukur baik kognitif, afektif dan psikomotorik.
2.      Dekripsi materi, Informasi mengenai hasil belajar yang di ukur hendaknya disesuaikan dengan materi yang telah di ajarkan
3.      Pengembangan Spesifikasi dapat menggunakan dua atau lebih pengembangan tes yang nantinya akan menghasilkan tes hasil belajar yang berkualitas sama
4.      Menulis butir-butir tes dan kunci jawaban, mengukur variabel  butir soal yang  berpedoman pada kisi-kisi dan kunci jawaban  harus sesuai dengan spesifikasi tes agar dapat memperoleh  hasil belajar dari jawaban yang dibuat.
5.      Mengumpulkan data ujicoba
Mengumpulkan data ujicoba ini dengan menggunakan instrumen tes uji hasil belajarnya sesuai dengan kisi-kisi.
6.      Menguji kualitas tes, kegiatan ujicoba kualitas sebagai pengujian kelayakan tes
7.      Melakukan kompilasi ialah penyusunan kembali butir  yang baik setelah ujicoba. [10]

Menurut Jihad dan Haris, dalam menentukan suatu tes maka perlu mempertimbangkan :
1.      Merencanakan tes, yang merujuk pada jenis alat penilaian
2.      Menulis butir tes, dengan memperhatikan indikator ketercapaian
3.      Marakit soal, sesuai dengan kisi – kisi  [11]

Guru juga harus memahami bahwa keterbatasan – keterbatasan dalam melakukan pengukuran hasil belajar dengan menggunakan tes ini menjadikan kita sebagai pendidik yang juga penyusun tes harus mempersiapkan semuanya secara lebih teliti, karena prosedur konstruksi psikologis lebih rumit sehingga harus dilakukan dengan perencanaan yang sangat teliti dan mengikuti langkah-langkah yang sitematis untuk meminimalkan berbagai sumber kesalahan yang mungkin terjadi. Secara umum ada lima langkah pokok yang harus dilewati yaitu:

1.      Perencanaan Tes
Dalam langkah perencanaan tes ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan guru sebagai pendidik yaitu:
a.       Menentukan cakupan materi yang akan diukur yang menyangkut penetapan cakupan materi dan aspek (ranah) kemampuan yang akan diukur. Penetapan ini penting mengingat bahwa kemampuan belajar merupakan proses yg kompleks dan menyangkut pemahaman yang bersifat abstrak, sehingga harus jelas pada bagian mana cakupan materi yang akan diukur dan dikembangkan dalam soal tes, langkah ini biasanya dilakukan dengan menyusun kisi-kisi soal yaitu daftar spesifikasi, Ada tiga langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes dalam sistem penilaian berbasis kompetensi dasar, yaitu; menulis kompetensi dasar, menulis materi pokok, menentukan indikator dan menentukan jumlah soal.
b.      Bentuk Tes
Pemilihan bentuk tes akan dapat dilakukan dengan tepat bila didasarkan pada tujuan tes, jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa lembar jawaban tes, cakupan materi tes, dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan. Misalnya, bentuk tes objektif pilihan ganda dan bentuk tes benar salah cocok digunakan bila jumlah peserta tes banyak, waktu koreksi singkat, dan cakupan materi yang diujikan banyak. Bentuk tes objektif lebih cocok digunakan pada mata pelajaran yang batasnya jelas, misalnya mata pelajaran Matematika, Biologi, dan sebagainya. Dalam memilih teknik tes mana yang akan digunakan Pendidik juga harus mempertimbangkan ciri indikator, contoh, apabila tuntutan indikator melakukan sesuatu, maka teknik penilaiannya adalah tes unjuk kerja (performance), sedang bila tuntutan indikator berkaitan dengan pemahaman konsep, maka teknik penilaiannya adalah tes tertulis. Tingkat berpikir yang digunakan dalam mengerjakan tes harus mencakup mulai yang rendah sampai yang tinggi, dengan proporsi yang sebanding sesuai dengan jenjang pendidikan.
c.       Menetapkan panjang Tes
Langkah menetapkan panjang tes, meliputi berapa waktu yang tersedia untuk melakukan tes, hal ini terkait erat dengan penetapan jumlah item-item tes yang akan dikembangkan. Apabila oleh pendidik ada materi yang dinilai lebih penting dan mempunyai tingkat kesulitan yang lebih tinggi, guru bisa memberikan pembobotan yang berbeda dari setiap soal yang disusun. Ada tiga hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah soal, yaitu bobot masing-masing bagian yang telah ditentukan dalam kisi-kisi, keandalan yang diinginkan, dan waktu yang tersedia.[12]

2.      Menulis Butir Pertanyaan
Ada 3 kegiatan pokok dalam menulis butir soal yaitu:
a.       Menulis draft soal
Menulis soal pasti sudah menjadi pekerjaan rutin sebelum ulangan, tetapi seharusnya perlu mencermatinya karena langkah ini juga memerlukan kecermatan dalam memilih kalimat-kalimat yang mudah dimengerti dan tidak menimbulkan interpretasi ganda. Ada dua hal yang perlu mendapat perhatian dalam penulisan butir pertanyaan yaitu format pertanyaan dan alternatif jawaban. Dalam hal ini perlu diperhatikan beberapa hal yaitu, apakah pertanyaan mudah dimengerti, apakah sudah sesuai dengan indikator, apakah tata letak keseluruhan baik, apakah perlu pembobotan, apakah kunci jawaban sudah benar
b.      Memantapkan Validitas Isi (Content Validity)
Content validity atau validitas isi pada dasarnya merupakan koefisien yang menunjukkan kesesuaian antara draft tes yang telah disusun dengan isi dari konsep dan kisi-kisi yang telah disusun, apakah semua materi telah terjabar dalam item, dan apakah soal yang disusun telah pula sesuai ranah atau kawasan yang akan diukur. Langkah ini dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya diskusi dengan sesama pendidik ataupun dengan cara mencermati kembali substansi dari konsep yang akan diukur.
c.       Melakukan Uji Coba (try out)
Mungkin Anda mengira bahwa try out hanya digunakan untuk tes standard dan tidak perlu dilakukan untuk tes buatan guru. Anggapan itu kurang benar karena uji coba tetap diperlukan dalam penyusunan tes buatan guru, try out tidak harus dilakukan secara formal dan dalam skala besar, yang perlu Anda perhatikan adalah bahwa try out dapat dilakukan untuk berbagai kepentingan diantaranya untuk; analisis item, bagaimana rencana pelaksanaan, memperkirakan penggunaan waktu pengerjaan, kejelasan format tes, kejelasan petunjuk pengisian, dan pemahaman bahasa yang digunakan dsbnya.
d.      Revisi soal
Hasil dari uji coba kemudian dilakukan analisis untuk mencari tingkat kesulitan soal dan penggunaan bahasa yang kurang komunikatif, untuk kemudian dilakukan revisi sesuai dengan kebutuhan. Misalnya revisi dilakukan untuk; eliminasi butir-butir yang jelek, menambah butir-butir baru, memperjelas petunjuk, dan memodifikasi format dan urutan, dan sebagainya.

3.      Melakukan pengukuran dengan tes
Beberapa langkah yang harus diperhatikan saat menyelenggarakan tes yaitu:
a.       Menjaga obyektivitas pelaksanaan tes
Kegiatan pengukuran yang berupa penyelenggaraan tes juga sudah menjadi kegiatan Anda sehari-hari, meskipun demikian pendidik tetap harus menjaga obyektifitas, baik dalam pengawasan, menjaga kerahasiaan soal, dan berbagai kode etik penyelenggaraan tes yang lain. Setelah ujian dilaksanakan maka langkah berikut adalah koreksi, dan interpretasi dari hasil ujian tersebut, untuk kemudian berdasar data hasil analisis tersebut diambil keputusan dalam berbagai kepentingan.
b.      Memberikan skor pada hasil tes
Memeriksa hasil jawaban dari para siswa, untuk memberikan skor/angka sebagai penghargaan terhadap setiap poin soal yang dapat dikerjakan, hasilnya berupa angka yang disebut skor mentah, angka yang menunjukkan berapa soal yang bisa dijawab benar oleh siswa. Penentuan jumlah soal yang bisa dijawab benar ini tidak menjadi masalah untuk tes obyektif.
c.       Melakukan analisis hasil tes
Setelah semua pekerjaan siswa dikoreksi langkah berikutnya adalah melakukan analisis terhadap skor hasil tes. [13]

Menurut Djemari Mardapi, langkah – langkah mengembangkan tes adalah
1.      Menyusun spesifikasi tes
a.    Menentukan tujuan tes
Penempatan(mengetahui kemampuan awal siswa), diagnostik (mengetahui kesulitan dan kegagalan siswa dalam memahami konsep materi), formatif (mengetahui keberhasilan proses pembelajaran), sumatif (mengetahui keberhasilan belajar dan mengajar).
b.    Menyusun kisi – kisi, suatu format berupa matriks yang memuat pedoman untuk menulis soal tes. Syarat dan langkah pengembangan kisi – kisi :
1)   Mewakili isi kurikulum / kemampuan yang akan diujikan;
2)   Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal.
3)   Komponen – komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami. Komponen kisi-kisi adalah kelompok identitas (jenis institusi, jurusan, mata pelajaran, tahun ajaran, kurikulum yang dipergunakan, jumlah soal, bentuk soal) dan kelompok matriks (kompetensi, materi yang akan dijadikan soal, indikator)
4)   Langkah pengembangan kisi – kisi tes adalah menulis standar kompetensi dan kompetensi dasar; menentukan indikator; membuat daftar pokok dan subpokok bahasan yang akan diujikan; menentukan jumlah butir soal tiap pokok dan subpokok bahasan.
c.     Memilih bentuk tes yang sesuai dengan situasi dan kondisi
d.    Menentukan panjang tes berdasarkan waktu, tingkat kesulitan soal
2.      Menulis soal tes dengan menjabarkan indikator ke pertanyaan sesuai kisi –kisi
3.      Menelaah soal tes yang dilakukan oleh orang lain atau para ahli dibidangnya
4.      Melakukan uji coba tes untuk mengetahui kualitas tes
5.      Menganalisis butir soal tes setelah mengetahui hasil uji coba
6.      Memperbaiki tes jika terdapat soal yang tidak memenuhi standar kualitas
7.      Marakit tes sesuai dengan pengelompokan bentuk tes dan nomor urut
8.      Melaksanakan tes didampingi pengawas tanpa mengganggu peserta tes
9.      Menafsirkan hasil tes yang berupa data kuantitatif, nilai atau reward [14]

Arikunto berpendapat bahwa terdapat langkah – langkah dalam penyusunan tes diantaranya adalah :
1.      Menentukan tujuan mengadakan tes
2.      Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan dijadikan tes
3.      Merumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bagian bahan
4.      Menderetkan semua indikator dalam tabel persiapan yang memuat pula aspek tingkah laku terkandung dalam indikator agar tidak terlewati.
5.      Menyusun tabel spesifikasi yang memuat pokok materi, aspek berfikir yang diukur beserta imbangan antara kedua hal tersebut.
6.      Menuliskan butir – butir soal, didasarkan atas indikator – indikator yang sudah dituliskan pada tabel indikator dan aspek tingkah laku. [15]

Menurut Zainal langkah – langkah penyusunan tes adalah :
1.      Analisis silabus mata pelajaran yang akan dites
2.      Menyusun kisi – kisi sesuai dengan silabus
3.      Membuat soal dan menentukan jumlahnya
4.      Menyusun lembar jawaban agar sesuai dengan bentuk soal yang dibuat
5.      Membuat kunci jawaban untuk mempermudah dalam mengoreksi
6.      Menyusun pedoman penyekoran sehingga lebih objektif dalam penilaian [16]

Berdasarkan teori – teori diatas maka langkah – langkah tes ialah
1.      Menentukan tujuan tes, sebagai langkah awal untuk melaksanakan tes maka perlu menentukan tujuan tes terlebih dahulu
2.      Identifikasi mata pelajaran dan aspek yang akan diujikan kepada siswa
3.      Menganalisis silabus ( standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi ) agar tes tidak keluar konteks pembelajaran
4.      Membuat kisi – kisi yang sesuai dengan silabus dan batasan – batasan materinya
5.      Mengembangkan indikator yang ingin dicapai dalam kisi – kisi menjadi rangkaian pertanyaan – pertanyaan tes yang kemudian disebut dengan butir – butir soal
6.      Melakukan ujicoba kualitas soal
7.      Menganalisis soal dan memperbaiki soal yang belum sesuai atau menggantinya
8.      Melakukan kompilasi agar sesuai dengan urutan materi dan nomor soal
9.      Melaksanakan tes dan menafsirkan hasil tes
10.  Menginformasikan hasilnya kepada siswa, pembimbing dan orangtua kemudian menentukan langkah selanjutnya yang akan dilakukan

Langkah – langkah tes telah sangat rinci dan jelas, namun kejelasan itu seperti tanpa manfaat jika seorang guru tidak menlaksanakn langkah – langkah tersebut. Jika saat melaksanakan tes guru hanya mengedepankan formalitas maka kemampuan siswa tidak dapat diidentifikasi secara optimal dan berdampak buruk bagi proses belajar siswa yang tidak mengetahui kemampuannya dan prestasinya tersebut. Perlu diingat bahwa tes dilakukan untuk pengumpulan data dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran dikelas.

D.    KOMPONEN – KOMPONEN TES
1.    Buku tes, yaitu lembaran atau buku yang memuat butir – butir soal yang harus dikerjakan oleh siswa
2.    Lembar jawaban tes, yaitu lembaran yang disediakan oleh Teser bagi Tese untuk mengerjakan tes. Untuk soal bentuk pilihan ganda biasanya dibuatkan lembaran dan huruf a,b,c,d menurut banyaknya alternatif
3.    Kunci jawaban tes, berisi jawaban yang dikehendaki. Tujuannya adalah agar pemeriksaan tes dapat dilakukan oleh orang lain, dilakukan dengan benar, mudah serta meminimalisir unsur subjektif dan penafsiran ganda.
4.    Pedoman penilaian dalam tiap – tiap soal yang dikerjakan siswa.[17]

Penulis berpendapat bahwa komponen – komponen tes diantarnya ialah
Komponen utama
1.      Lembar soal, kertas dengan soal – soal sesuai dengan bentul tes yang dipilih oleh Teser, jika pilihan ganda maka setelah soal terdapat jawaban alternatif  (a, b, c, ... dan seterusnya).
2.      Lembar jawaban, jika menggunakan soal dengan pilihan ganda maka jenis lembar jawabannya pun menyesuaikan (terdapat jawaban alternatif a, b, c, ... dan seterusnya ), jika menggunakan soal dengan bentuk uraian pendek / panjang atau campuran maka siapkan tempat untuk jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban yang telah dibuat Teser sebelumnya. Jika Teser menggunakan bentuk soal lain maka lembar jawabannya harus menyesuaikan.
3.      Kunci jawaban tes. Tujuannya adalah agar pemeriksaan tes dapat dilakukan oleh orang lain, dilakukan dengan benar, mudah serta meminimalisir unsur subjektif dan penafsiran ganda.
4.      Pedoman penilaian dalam tiap – tiap soal yang dikerjakan siswa

Komponen pendukung :
1.      Kertas buram, jika soal yang digunakan membutuhkan kertas buram untuk menghitung / menggambarkan, menganolikan sesuatu yang berkaitan dengan soal. Jika tidak demikian maka tidak perlu menggunakan kertas buram.
2.      Alat – alat (tulis pensil / pena dan menghapusnya), sebagai penanda dan alat untuk menuliskan jawaban dari soal tes ke lembar jawaban
3.      Alas / papan ujian, jika tes menggunakan kertas maka perlu menggunakan alat agar lembar jawaban tidak rusak
4.      Jam, sebagai pengingat waktu dalam mengerjakan soal – soal tes
5.      Pengawas, sebagai pendamping dalam membimbing suasana kelas agar tetap kondusif sehingga tidak mengganggu konsentrasi dari Tese lain yang juga sedang mengerjakan soal – soal tes.

 III.  KESIMPULAN
Tes merupakan suatu alat untuk mengukur kemampuan seseorang, dapat berupa daftar pertanyaan, tertulis maupun secara lisan. Tes berfungsi untuk mengetahui kemampuan siswa dan dapat mengetahui langkah yang perlu dilakukan agar kemampuan siswa yang bersifat positif dikembangkan dan meminimalisir hal – hal yang dapat menghambat proses belajar atau kesulitan belajara siswa. Tes dibuat dengan langkah – langkah khusus yang sistematis sehingga guru dapat memahami dan melaksanakannya, tes yang sesuai dengan langkah – langkah akan menjadikan tes yang berkualitas dan membantu menunjang keberhasilan siswa dalam melaksanakan tes.  Keberhasilan menyusun tes tersebut perlu ditunjang dengan kelengkapan dari komponen – komponennya agar tercipta tes yang berkualitas dan dapat mencapai  tujuan secara optimal. Hasil tes tersebut dapat digunakan sebagai motivasi dalam mengembangkan proses belajar mengajar bagi siswa, guru, sekolah, masyarakat umum.


 IV.            DAFTAR PUSTAKA

Jihad, Asep, dan Haris, Abdul, Evaluasi Pembelajaran, Yogjakarta ; Multi Pressindo, 2013
Widoyoko, Putro, Eko, Evaluasi Program Pembelajaran,Yogjakarta ; Pustaka Pelajar, 2009
Masduki, Poerwanti, Endang, Mengembangkan Tes Sebagai Instrumen Evaluasi, Unit 4, Subunit 1.
http://repository.uin-suska.ac.id/4937/3/BAB%20II.pdf
Saputri, Desi, Intansari, Pengembangan Hasil Tes Belajar Matemetika Kompetensi Dasar Menuliskan Tanda Waktu Dengan Menggunakan Notasi 24 Jam, Yogjakarta ; Universitas Sanata Dharma, Januari 2016
Sudjana, Nanang, Penilaian Hasil Proses Belajae Mengajar, Bandung ; PT Remaja Rosdakarya, 2009
Arikonto,  Suharsimi, Dasar – Dasr Evaluasi Pendidikan, Jakarta ; Bumi Aksara,  2012
Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta ; Kemenag, 2012


[1] Endang Poerwanti Masduki, Mengembangkan Tes Sebagai Instrumen Evaluasi,Unit 4.
[2] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta ; Kemenag, 2012), hlm. 6
[3] Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran,(Yogjakarta ; Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 45 – 46.
[4] http://repository.uin-suska.ac.id/4937/3/BAB%20II.pdf
[5] http://repository.uin-suska.ac.id/4937/3/BAB%20II.pdf
[6] http://repository.uin-suska.ac.id/4937/3/BAB%20II.pdf
[7]Nanang Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajae Mengajar, (Bandung ; PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 3 – 4
[8] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,.., hlm. 35
[9] Suharsimi Arikonto, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta ; Bumi Aksara, 2012), hlm. 165 – 167
[10] Intansari Desi Saputri, Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar Menuliskan Tanda Waktu Dengan Menggunakan Notasi 24 Jam, ( Yogjakarta ; Universitas Sanata Dharma, Januari 2016), hlm. 47 – 48
[11] Asep Jihad, Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogjakarta ; Multi Pressindo, 2013), hlm. 74
[12]http://repository.uin-suska.ac.id/4937/3/BAB%20II.pdf
[13] http://repository.uin-suska.ac.id/4937/3/BAB%20II.pdf
[14] Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran,..., hlm. 88 – 98
[15] Suharsimi Arikonto, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan,.., hlm. 167
[16] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,..., hlm. 88
[17] Suharsimi Arikonto, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan,..., hlm. 173

No comments:

Post a Comment

TUGAS KEWIRAUSAHAAN